SMP NEGERI 1 ULAWENG

Selamat datang kepada seluruh pengunjung blog SMP Negeri 1 Ulaweng

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)

Selamat datang kepada seluruh pengunjung blog SMP Negeri 1 Ulaweng

PRAJA MUDA KARANA (PRAMUKA)

Selamat datang kepada seluruh pengunjung blog SMP Negeri 1 Ulaweng

PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (PKS)

Selamat datang kepada seluruh pengunjung blog SMP Negeri 1 Ulaweng

PALANG MERAH REMAJA (PMR)

Selamat datang kepada seluruh pengunjung blog SMP Negeri 1 Ulaweng

LABORATORIUM KOMPUTER

Selamat datang kepada seluruh pengunjung blog SMP Negeri 1 Ulaweng

Rabu, 05 September 2012

Macam-Macam Metode Pembelajaran

Pembelajaran Berdasarkan Masalah (problem base instruction)
Metode pembelajaran berdasarkan masalah ini merupakan metode pembelajaran yang menekankan atau memusatkan pada masalah-masalah dalam lingkungan sosial yang bermakna atau memiliki kaitan yang cukup berpengaruh terhadap siswa. Adapun peran guru dalam metode pembelajaran PBI ini adalah menyajikan masalah, memberikan pertanyaan, dan memberikan fasilitas dalam proses penyelidikan dan dialog.
Prosedur dalam pelaksanaan metode pembelajaran berdasarkan masalah:
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang di perlukan dalam penyelidikan maupun dialog dan memberikan motivasi.
  2. Guru membantu siswa untuk mengorganisasikan proses pembelajaran yang berhubungan dengan tugas yang diberikan meliputi menentukan topik, pembagian tugas, penyusunan jadwal dan hal lain yang mendukung.
  3. Guru membantu siswa menemukan dan mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik, melakukan eksperimen, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam hal mempersiapkan laporan hasil kerja.
  5. Guru membantu siswa dalam mengevaluasi hasil penyelidikan yang mereka lakukan termasuk mengevaluasi proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
  1. Siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar sehingga menimbulkan kesan dan pengalaman belajar yang dapat diserap dengan baik.
  2. Siswa dilatih bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Siswa dapat memanfaatkan berbagai sumber yang berkaitan dengan topik yang diberikan.
Kekurangan:
  1. Perlu tingkat kerajinan dan kedisiplinan yang merata dari seluruh siswa agar tujuan dari metode PBI ini dapat tercapai. (siswa yang malas akan sulit menggunakan metode ini)
  2. Memerlukan proses yang lama dan dana yang cukup banyak.
  3. Tidak dapat diaplikasikan ke seluruh mata pelajaran.

Cooperative Script
Cooperative script atau skrip kooperatif adalah metode belajar dengan kegiatan belajar membagi siswa dengan berpasang-pasangan untuk mengiktisarkan atau mengkaji bagian-bagian dari materi ajar. Dengan maksud ada keaktifan seluruh pasangan, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa.
Adapun langkah-langkah dari penerapan skrip kooperatif yakni:
  1. Guru membagi siswa berpasangan.
  2. Guru membagikan materi, bisa berupa  wacana, untuk setiap pasangan.
  3. Pasangan siswa dibagi peran 1 sebagai pembicara dan satu sebagai pendengar.
  4. Pembicara menyampaikan ringkasan materi dengan menyampaikan ide-ide pokok dalam materi selengkapnya. Sedangkan tugas pendengar adalah menyimak, mendengar, mengoreksi dan menghapal ide-ide pokok yang disampaikan.
  5. Stelah kegiatan di atas dilakukan, tugas siswa selanjutnya adalah bertukar peran dan kembali melakukan aktifitas seperti sebelumnya dengan tugas yang berbeda.
  6. Evaluasi guru.
  7. Penutup.
Kelebihan metode pembelajaran skrip kooperatif:
  1. Melatih ketelitian dalam membaca dan mengembangkan materi.
  2. Melatih siswa dalambermain peran.
  3. Melatih siswa untuk mengkoreksi langsung secara lisan
Kekurangan
  1. Hanya digunakan oleh mata pelajaran tertentu.
  2. Hanya melibatkan 2 orang saja, sehingga melihat waktu yang terbatas metode ini dianggap memakan waktu terlalu lama.

Picture and Picture
Picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan picture and picture ini adalah sbb:
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
  3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).
  4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.
  5. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.
  6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
  7. Guru menyampaikan kesimpulan.
Kebaikan kurikulum picture and picture:
  1. Guru mengetahui tingkat kemampuan berpikir siswa.
  2. Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis.
  3. Menimbulkan kesan belajar yang mudah diingat peserta didik.
Kekurangan:
  1. Memakan banyak waktu.
  2. Karena kegiatan dilaksanakan secara individu, banyak siswa yang pasif.
<update>

Persiapan Mengajar

Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap persiapan mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Menurut SK Dirjen Dikti No. 32/DJ/Kep/1983 disebutkan bahwa komponen dasar umum dalam hal ini komponen mata kuliah dasar umum (pendidikan umum) diarahkan untuk melengkapi pembentukan kepribadian bidang dengan pengembangan kehidupan pribadi yang memuaskan, keanggotaan keluarga yang bahagia, dan kewargaan masyarakat yang produktif serta kewargaan negara yang bertanggung jawab.
Dalam buku pedoman SPTK (Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan) dikatakan bahwa komponen dasar umum diarahkan kepada pembentukan warga negara pada umumnya, dengan kompetensi, kompetensi personal, sosial serta kultural, yang seyogyanya merupakan ciri khas bagi warga negara yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar, diantaranya:
  1. Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk pembentuk kompetensi tersebut.
  2. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dam pembentukan kompetensi peserta didik.
  3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
  4. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.
  5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving class.
E. Mulyasa (2003) menyebutkan bahwa guru profesional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis, dan sistematis, karena disamping untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran, persiapan mengajar merupakan bentuk dari “profesional accoutability“. Dengan mengutip Cytia, E. Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa persiapan mengajar ajan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, dengan mengutip dari Joseph dan Leonard, dikemukakan bahwa: “teaching without adequate written planning is sloppy and almost always ineffectives, because the teacher has not thought aout exactly what to do and how to do it“.


(oleh: *****)
<to be continued>

Cara Memberikan Pendidikan Berkarakter

Cara Memberikan Pendidikan Berkarakter. Hidup adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita diciptakan untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Bentuk beribadah di dunia ini bisa berbagai macam, misalnya dengan cara sholat, puasa, zakat, haji, membantu orang yang sedang dalam kesusahan, memberikan salam, bahkan memberikan senyum-pun adalah ibadah. Tuhan memberikan kita kepribadian dan kecerdasan sesuai pada tingkatannya untuk membantu kita menjalani hidup di dunia. Ketika kita masih anak – anak, kita diberikan kepribadian dan kecerdasan yang masih rendah. Pada fase berikutnya, hal tersebut akan semakin berkembang dan berkembang. Namun, dalam kepribadian seseorang, pasti terdapat kelebihan dan kekurangan. Kita sebagai manusia wajib untuk selalu berubah kearah yang lebih baik. Perubahan itu disebut dengan karakter.
Untuk merubah suatu karakter seseorang memang tidaklah mudah, namun segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin, bukan? Seseorang akan berkarakter atau memiliki karakter jika ia tumbuh di lingkungan yang berkarakter pula. Hal ini berarti, sejak seseorang masih kecil haruslah diberikan pendidikan berkarakter, agar ketika ia dewasa, ia akan menjadi pribadi yang berkarakter. Terdapat tiga cara untuk memberikan pendidikan berkarakter kepada anak anda.
Pertama adalah mengubah kondisi lingkungannya. Pendidikan  ini bisa dilakukan dengan cara memberikan reward and punishment (penghargaan dan teguran) kepada anak. Jika si anak melakukan kesalahan, ia akan mendapatkan teguran (punishment), namun jika si anak berbuat baik, ia akan mendapatkan penghargaan (reward). Reward and punishment bisa berbagai macam bentuk. Mulai dari pengurangan uang jajan, atau dilarang membaca komik. Semua dapat diserahkan kepada orang tua masing – masing. Namun, hal yang perlu diingat adalah dalam memberikan reward and punishment juga harus bersifat mendidik. Sebuah reward tidaklah harus uang atau mainan. Sedangkan, sebuah punishment pun tidaklah harus pukulan.
Cara kedua pada pendidikan berkarakter adalah memberikan pengetahuan dan contoh nyata tentang bagaimana melakukan sesuatu dengan baik dan benar. Memberikan contoh yang baik kepada si anak sejak kecil akan membuat si anak meniru atau mencontohnya dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu, sebagai orang tua haruslah selalu bersikap baik dan selalu memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari – hari. Jika anak bertanya kenapa begini dan kenapa begitu, jangan khawatir karena itu berarti mereka merespon pengetahuan yang anda berikan kepada mereka.
Cara yang ketiga dalam memberikan pendidikan berkarakter adalah dengan mengendalikan dan mengkondisikan emosi si anak. Faktanya, jika seseorang mampu mengendalikan emosinya, maka sifat tersebut akan melekat dalam dirinya karena emosi adalah salah satu alat pengendali diri dan jiwa yang sangat besar dampaknya kepada kehidupan seseorang. Jika si anak mulai kehilangan emosi dalam melakukan sesuatu, cobalah untuk menenangkannya dan membantunya untuk menyelesaikan hal tersebut. Dengan begitu, si anak akan senantiasa dapat mengendalikan emosinya. Namun, kita juga harus mulai membiasakan diri dalam membiarkannya menyelesaikan persoalannya sendiri agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

Pendidikan Berkarakter Sejak Dini

Pendidikan Berkarakter di Usia Dini. Apakah anda pernah mendengar ungkapan bahwa pendidikan adalah salah satu jalan menuju kesuksesan? Hal tersebut adalah benar. Pendidikan merupakan salah satu cara atau jalan untuk memperoleh kesuksesan di dunia, bahkan akhirat. Pendidikan memberikan kita bekal untuk melangkah lebih jauh. Pendidikan memberikan kita kemampuan untuk menyaring atau mem-filter hal – hal yang kurang atau bahkan tidak baik, sehingga kita tidak ikut terpengaruh. Banyak sekali hal yang bisa didapat dari sebuah pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan akan lebih baik jika diberikan pada usia dini karena akan tertanam dalam diri seseorang.
Di zaman yang serba moderen dan maju seperti sekarang, banyak manusia yang tidak memiliki karakter. Mereka cenderung sangat mudah untuk terpengaruh pada hal – hal yang negatif.
Pendidikan tidak hanya mencakup hal – hal yang sistematis dan matematis. Pendidikan juga mencakup mengenai pembentukan karakter. Pendidikan berkarakter bahkan menjadi lebih penting dibandingkan dengan pendidikan yang berhubungan dengan matematika atau ilmu pengetahuan alam. Di zaman yang serba moderen dan maju seperti sekarang, banyak manusia yang tidak memiliki karakter. Mereka cenderung sangat mudah untuk terpengaruh pada hal – hal yang negatif. Contoh yang sangat mudah adalah tentang kasus korupsi yang melibatkan banyak orang yang masih tergolong muda. Kejadian ini semakin menegaskan bahwa pendidikan berkarakter sangat dibutuhkan, terutama di Indonesia.
Pendidikan berkarakter tidak harus menjadi salah satu mata pelajaran yang masuk dalam kurikulum belajar – mengajar. Pendidikan berkarakter dapat diselipkan atau dimasukkan disemua pelajaran. Pendidikan ini adalah mengenai bagaimana seseorang dapat memiliki akhlak yang baik, serta mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Misalkan, ketika pelajaran olahraga, seorang guru mengetahui bahwa salah satu muridnya senang berlari, namun dia tidak pernah percaya diri untuk ikut pada lomba lari. Disini, kita sebagai seorang guru harus bisa menggali atau membantu siswa kita untuk mengembangkan potensinya dan menghilangkan rasa tidak percaya diri anak tersebut. Sehingga, dalam diri anak tersebut akan tumbuh sifat untuk tidak mudah menyerah dan percaya diri.
Pendidikan berkarakter lebih mengarah pada kehidupan sehari – hari karena yang dilatih bukanlah otak, namun jiwa seseorang. Pendidikan berkarakter tidak hanya diberikan ketika masih anak – anak atau pada tingkat sekolah dasar, tetapi juga sampai pada tingkatan perguruan tinggi. Tidak sedikit mahasiswa yang masih tidak memiliki karakter yang baik, seperti tindakan anarkis mahasiswa merusak prasarana umum dan membakar benda – benda ketika melakukan demo atau melakukan tindak kriminalitas seperti mencuri bahkan tindakan asusial. Oleh karena itu, sebagai seorang dosen, alangkah lebih baik jika setiap kuliah tetap menyelipkan pendidikan berkarakter bagi para mahasiswa. Jika jiwa sudah terisi dan terdidik, maka kemampuan otaknya pun akan meningkat dengan tajam. Hal ini dikarenakan jika seseorang sudah berkarakter atau berakhlak baik, maka akan timbul dalam dirinya suatu sikap untuk selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya.
<update>
Kalimat pendidikan berkarakter diganti dengan pendidikan karakter. Mengapa? karena konsepsinya berbeda arti dan artikel yang saya tulis ini sebenarnya bermaksud menerangkan tentang pendidikan karakter
Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

Pendidikan Berkarakter untuk Karakter dan Kepribadian Anak

Pendidikan Berkarakter untuk Karakter dan Kepribadian Anak. Menurut anda, apakah seluruh warga Indonesia atau diri Anda sendiri sudah berkarakter atau memiliki karakter? Sejatinya, seluruh warga negara Indonesia sudah berkarakter atau memiliki karakter sejak jauh sebelum bangsa Indonesia dijajah. Indonesia dijajah bukan hanya karena rempah – rempah dan kekayaan alam lainnya, tetapi juga karena karakter penduduk Indonesia yang nerimo, penurut, sabar, dan ramah. Hal tersebut adalah alasan bangsa lain untuk menjajah Indonesia karena mereka berpikir bahwa Indonesia adalah negara yang sangat aman untuk dijajah. Pendidikan berkarakter.
“Jika pendidikan berkarakter sudah ditanamkan pada anak sejak dini, kejadian seperti korupsi, asusila, anarkis, dan kriminalitas tidak mungkin terjadi di Indonesia karena setiap orang akan tahu bahwa tindakan tersebut salah.[...]“
Karakter penduduk Indonesia yang nerimo, sabar, penurut, dan ramah tidaklah salah karena semua agama pun mengajarkan hal yang serupa. Hanya saja pengertian berkarakter atau karakter perlu didefinisikan ulang. Oleh karena itu, pendidikan berkarakter sangat diperlukan. Pendidikan ini dirasa perlu tidak hanya untuk membentuk karakter bangsa yang baik, tetapi juga untuk mengembangkan potensi kita. Bahkan, pendidikan berkarakter seharusnya diberikan ketika seseorang masih dalam usia dini agar karakter tersebut mudah tertanam dalam dirinya. Dengan tertanamnya pendidikan ini, diharapkan dapat menjadi dasar mereka dalam berpikir. Pada fase selanjutnya, mereka akan berkembang, sehingga mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk; serta mampu menempatkan permasalahan pada tempatnya dan tahu bagaimana harus bersikap.
Jika pendidikan berkarakter sudah ditanamkan pada anak sejak dini, kejadian seperti korupsi, asusila, anarkis, dan kriminalitas tidak mungkin terjadi di Indonesia karena setiap orang akan tahu bahwa tindakan tersebut salah. Pendidikan tersebut akan menyaring atau mem-filter perilaku dan pemikiran buruk yang mungkin timbul. Mereka juga akan tahu bagaimana harus bersikap ketika mereka sedang kesulitan ataupun sedang dalam kondisi yang berlebih. Pendidikan berkarakter, sebenarnya, dapat diberikan dimana saja termasuk di dalam keluarga, sekolah, pergaulan atau kehidupan sosial.
Di dalam keluarga, orang tua merupakan pendidik atau guru yang sesuai bagi putra – putri mereka. Sejak dini, orang tua harus mulai mengarahkan anak, sehingga akan terbentuk karakter yang baik. Keluarga merupakan tempat pertama dimana anak – anak mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang didapat akan menjadi dasar bagi diri mereka untuk melangkah ke tingkat selanjutnya. Oleh sebab itu, jika pendidikan di dalam keluarga sudah baik, kecil kemungkinan bagi anak memiliki karakter atau akhlak yang buruk.
Selanjutnya adalah lingkungan sekolah, sejak TK atau KB sampai perguruan tinggi, merupakan tempat – tempat dimana pendidikan berkarakter dapat diberikan. Guru ataupun dosen semestinya harus sudah tahu betul tentang hal ini karena mereka adalah para pendidik yang akan sering bertemu dengan putra – putri kita, sehingga secara tidak langsung, mereka juga memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan berkarakter. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik perlu mengerti tentang arti pendidikan ini dan bagaimana cara menanamkannya pada anak didiknya.
Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

Pendidikan Karakter atau Pendidikan Berkarakter

Pendidikan karakter atau pendidikan berkarakter. Pendidikan di Indonesia memang tengah mendapatkan ujian. Hal ini terkait dengan terlihat semakin memburuknya keadaan demokrasi di Indonesia. Memang pada teorinya semakin bertambah umur demokrasi maka akan semakin kuat pula pelaksanaan demokrasi tersebut. Karena bohong jika masyarakat tidak belajar dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Namun jika proses belajar tersebut tidak dilatar belakangi dengan pendidikan yang sesuai maka akan hilanglah angan-angan penegakan demokrasi yang kuat. Di sinilah kemudian timbul tuntutan pada dunia pendidikan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Lantas seperti apakah seharusnya pendidikan di Indonesia? Jika kita sedikit menilik pemberitaan nasional, saat ini tengah didengung-dengungkannya tentang pendidikan karakter. Pendidikan yang mengharapkan hasil yang berupa SDM yang berkarakter dan mampu mengisi kemerdekaan.
Apa sebenarnya pendidikan karakter itu?
Seharusnya:
seperti beberapa artikel yang telah saya tulis sebelumnya pendidikan karakter adalah pendidikan yang memberikan fokus tersendiri terhadap pengembangan karakter siswa baik dalam segi pengetahuan ataupun pengembangan keterampilan siwa agar pada nantinya muncul SDM sebagai hasil pendidikan yang memiliki karakter. Karakter ini yang pada nantinya akan menjadi pembatas bagi siswa untuk memilih jalan hidup seperti apa yang seharusnya dia jalani.
Faktanya:
Faktanya banyak yang masih belum mengetahui sebenarnya apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter. Tidak jauh-jauh hal ini juga terjadi kepada saya yang sebelumnya telah menuliskan beberapa artikel tentang pendidikan karakter. Fakta yang saya maksud adalah masih banyak praktisi pendidikan khususnya mereka yang masih awam seperti saya masih sulit membedakan antara pendidikan karakter dengan pendidikan berkarakter. Banyak yang menggunakan istilah pendidikan berkarakter  padahal bermaksud untuk menjelaskan tentang pendidikan karakter.
Termasuk salah satunya pemerintah kita yang dengan mudahnya memberlakukan ujian nasional. Ujian nasional yang dulu telah membatasi siswa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena tingginya nilai kelulusan (sekarang 50:50, 50% US dan 50% UN). Padahal MA telah memutuskan untuk melarang pelaksanaan UN. Tapi dengan mudahnya Pemerintah tetap menjalankan UN yang mengeluarkan biaya yang SANGAT BANYAK. Yang mengeluarkan peraturan adalah dirjen pendidikan yang sebenarnya dalam UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang hierarki sumber-sumber hukum tidak jelas diatur bagaimana kekuatan hukumnya. Apakah ini termasuk pendidikan karakter? atau pendidikan berkarakter?
Kita husnudzhon billah saja mungkin ini adalah perwujudan dari pendidikan berkarakter. Membentuk pendidikan Indonesia memiliki image yang negatif, yang suka menghambur-hamburkan uang, yang sangat tidak peduli akan kebutuhan peserta didik, dan tidak mau tahu bagaimana kondisi peserta didik.
Pendidikan karakterlah yang seharusnya diberikan. Untuk semakin mendewasakan demokrasi seharusnya peran pendidikan adalah menanamkan karakter atau nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sebagai dasar ideologi negara. Dengan diberikannya pendidikan karakter maka akan timbulah rasa cinta tanah air yang tinggi. Selain itu dengan diberikannya pendidikan karakter maka akan menjadi modal bagi hasi-hasil pendidikan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Semua ini untuk menuju kesejahteraan hidup berbangsa dan bernegara.
….
Inti yang ingin saya sampaikan di sini adalah mari kita bedakan antara pengertian pendidikan karakter dengan pendidikan berkarakter. Pendidikan karakter berupa penanaman nilai-nilai yang ditanamkan dalam proses pembelajaran. Pendidikan berkarakter yang lebih cenderung berarti pendidikan yang memiliki karakter (pendidikannya yang berkarakter, bukan siswanya). Karena jika sekedar konsepnya saja kita sudaj keliru apalagi dalam pelaksanaannya. Be smart!!!
Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

Selasa, 04 September 2012

Foto Kegiatan Pembelajaran Guru SMP Negeri 1 Ulaweng


Berikut ini adalah foto-foto kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 1 Ulaweng:

http://img834.imageshack.us/img834/8105/kegiatanpembelajaran5.jpg 

http://img24.imageshack.us/img24/6176/kegiatanpembelajaran6.jpg
http://img685.imageshack.us/img685/2081/kegiatanpembelajaran3.jpg

http://img834.imageshack.us/img834/4021/kegiatanpembelajaran1.jpg

http://img820.imageshack.us/img820/6593/kegiatanpembelajaran2.jpg

http://img811.imageshack.us/img811/1466/kegiatanpembelajaran4.jpg